Apakah sebuah aib apabila seorang wanita mengungkapkan perasaannya kepada pria?
Ketika bunga mulai bersemi di taman hati, jiwa-jiwa yang melayang bagai kumbang datang berdekatan. Sebuah ungkapan kata seketika membebani lidah lantaran terbentur oleh kodrat illahi. Layakkah seorang Hawa apabila memulai mengungkapkan perasaannya kepada si Adam?.
Perasaan yang mulai tumbuh di bawah alam sadar tiba-tiba membutakan mata batin. Rasa takut akan kehilangan mengacaukan pikiran jernih. Sekali lagi..mungkinkah Hawa menembak sang Adam?.
Dengan kodrat sebagai seorang wanita, seharusnyalah menunggu sang Adam untuk menjemput. Namun ketika sang Adam tak menghiraukan ayat-ayat cinta sang Hawa, apakah Hawa harus menjatuhkan martabat kesuciannya sebagai seorang wanita untuk memulai mengungkapkan kata cinta?
Berbenturan dengan kodrat yang mengekang, terpaksa sebagian dari kaum Hawa hanya berdiam memendam perasaan yang kemudian hanyut mengalir ke telaga. Punah rasa hati ketika melihat sang pujaan hati akhirnya menyunting dan memetik bunga lain. Rasa sesal terkadang muncul mendatangkan beribu penyesalan, namun apakah dengan begitu sang Hawa harus terpaksa menyerah dan mengungkapkan perasaannya?
Dan ketika sang Adam mulai acuh, Hawa pun terpaksa menangis di sudut kamar tersenggal-senggal…"mengapa kau sampai hati tidak mau mengerti perasaanku ini, haruskah ku korbankan martabat wanitaku supaya kau tahu bahwa aku cinta padamu." Apakah Hawa harus mengalah menghadapi perasaannya?
Mungkin benar jika sang Hawa harus menunggu. Rasa segan dan malu lebih banyak terkandung dalam tubuh seorang Hawa. Adam seharusnya lebih gagah dihadapan sang Hawa bak seorang pangeran berkuda yang menjemput putri kerajaan. Akan tetapi ketika sang Adam mendapatkan permasalahan yang serupa. Keterbatasan kuasa untuk mengungkapkan isi hatinya terpaksa harus membungkam mulutnya,
beban berat yang jatuh di punggung Adam seakan tak mampu untuk ditolak dari punggung. Hanya sebuah tatapan dari jauhlah yang dapat dia lakukan. "Seandainya ku mampu…maukah kau kujemput wahai Hawa…aku rindu.." Ternyata sang Adam harus juga mengalah.
Ketika dua hati mulai saling berbicara, namun rasa ego dan kelemahan sekali lagi membungkan keduanya. Hanya saling memandang dengan penuh harapan adalah jalan akhir yang dapat dilakukan. Dan akhirnya saling terpisah tanpa satu pun yang mengungkapkan isi hatinya. Jadi, siapakah yang lebih utama untuk memulai…sang Adam ataukah Hawa?
Yang pasti sang Adam itu lebih layak untuk memulai. Akan tetapi
jikalau sang Adam hanya diam membisu, apakah sang Hawa harus rela melepaskannya dan hanyut dalam tiupan waktu lalu bersanding dengan yang lain? Kalau tidak, siapkah untuk melepaskan baju kebesaran sebagai Hawa untuk menggapai cinta sebelum akhirnya pergi?
Dan seandainya kalau lebih memilih untuk menjaga sebuah martabat; "Segala sesuatu yang kita sukai, tidaklah semestinya harus kita miliki semua. Suatu hari nanti, kita pun pasti akan terpisah dengan apa yang paling kita sayangi walau bukan sekarang. Walaupun aku tak mampu memilikinya, namun kau akan selalu jadi milikku meskipun hanya dalam mimpi."
Ingatkah kisah seorang perjuangan sang proklamator "Soekarno",
atau seorang pujangga cinta seperti "Romeo"...!!!
Aku bukanlah seperti mereka. Seorang revolusioner,
berjiwa pejuang dan selalu berada di garis depan menghadapi penjajah.
Dan Aku bukan pula pujangga cinta
yang pandai merangkai puisi-puisi indah untuk pujaan hati.
Namun asal kalian tahu! ...
Aku adalah Aku...
yang dilahirkan dari rahim ibuku...
dan selamanya Aku adalah Aku... Bukan mereka.
Biarkanlah Aku menjadi diriku sendiri.
Mencetak sejarahku sendiri. Mengukir kisah hidupku sendiri. Lihatlah Aku maka kau akan tahu siapa Aku.
By.BadBoiiGenius.
Sapa yang di hatinya tidak mengharapkan sesuatu.
kalau ada pilihan kata untuk mewakili keinginanku,
jika air laut ku jadikan tinta,
tak akanlah cukup tetesan airnya untuk menuliskan all off my wishes.
Cos, keinginan manusia itu tidak akan pernah terbatasi-unlimited-satu harapan
terpenuhi muncul keinginan yang lain.
Namun, ada hal yang selama ini ingin ku gapai.
" I miss my family so much "
one enough, another wishes are on the waiting list.
Lets make our wish!